![]() |
Foto: Ketahui cara terapkan strawberry parenting |
Newsartstory.com - Mengenal Strawberry Parenting Pada Anak. Di era modern ini, banyak orang tua berusaha menjadi yang terbaik bagi anak-anaknya. Namun, dalam keinginan untuk menciptakan masa kecil yang bahagia dan bebas dari penderitaan, beberapa orang tua justru jatuh ke dalam pola asuh yang dikenal dengan istilah strawberry parenting.
Apa Itu Strawberry Parenting?
Strawberry Parenting adalah gaya pengasuhan di mana orang tua bersikap terlalu lembut, terlalu memanjakan, dan terlalu melindungi anak dari kesulitan hidup. Disebut "strawberry" karena seperti buah stroberi: terlihat indah dan manis di luar, tetapi mudah hancur bila ditekan sedikit saja.
Anak-anak yang dibesarkan dengan gaya ini mungkin tumbuh dalam lingkungan yang nyaman, tetapi kurang siap menghadapi dunia nyata yang penuh tantangan, kekecewaan, dan tanggung jawab.
Ciri-Ciri Strawberry Parenting
1. Terlalu memanjakan anak
Semua keinginan anak dituruti, bahkan tanpa mempertimbangkan apakah itu baik atau tidak.
2. Menghindari konflik dan disiplin
Orang tua enggan memberi hukuman atau batasan karena takut membuat anak merasa "tidak dicintai".
3. Selalu menyelamatkan anak dari kesalahan
Anak tidak diberi kesempatan untuk belajar dari kegagalan atau menghadapi konsekuensi.
4. Terlalu fokus pada kebahagiaan instan
Lebih mementingkan anak "selalu senang" daripada membentuk karakter dan ketangguhan mental.
Lantas Apa Dampak Negatif Strawberry Parenting?
- Anak kurang tangguh dan mudah menyerah
- Kesulitan mengatur emosi
- Sulit menerima kritik atau kegagalan
- Tidak mandiri dan bergantung pada orang lain
- Kurangnya rasa tanggung jawab dan disiplin
Bagaimana Menghindari Strawberry Parenting?
1. Seimbangkan kasih sayang dan ketegasan
Anak perlu tahu bahwa mereka dicintai, tapi juga perlu paham bahwa hidup memiliki batas dan tanggung jawab.
2. Ajarkan anak menghadapi kegagalan
Jangan langsung membantu ketika mereka kesulitan—biarkan mereka mencoba, gagal, dan belajar.
3. Tetapkan aturan dan konsekuensi yang konsisten
Disiplin bukan berarti keras, tapi memberikan struktur yang membantu anak merasa aman dan terarah.
4. Latih kemandirian sejak dini
Biarkan anak menyelesaikan tugas sesuai usia mereka, mulai dari merapikan mainan hingga menyelesaikan tugas sekolah sendiri.
5. Beri ruang untuk berdiskusi
Ajak anak berdialog, bukan hanya memberi perintah. Ini akan membantu mereka belajar berpikir dan memahami alasan di balik aturan.
Kesimpulan
Menjadi orang tua memang penuh tantangan. Kadang kita ingin selalu membuat anak bahagia, tapi kebahagiaan jangka pendek tidak selalu berarti kebaikan jangka panjang. Strawberry parenting, meskipun dimotivasi oleh cinta, justru bisa membentuk anak yang rapuh dan tidak siap menghadapi dunia nyata.
Sebagai orang tua, penting untuk membangun anak yang kuat, mandiri, dan tangguh, bukan hanya yang "bahagia hari ini", tapi yang siap untuk masa depan.
0 Komentar