![]() |
Foto: Ketahui Kontroversi dari Puan Maharani |
Newsartstory.com - Puan Maharani, Ketua DPR RI dan tokoh sentral Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), merupakan salah satu figur politik paling menonjol di Indonesia. Sebagai cucu Presiden Soekarno dan putri Megawati Soekarnoputri, namanya lekat dengan kekuasaan politik dan dinamika pemerintahan. Namun, di balik pencapaiannya, Puan juga tidak lepas dari berbagai kontroversi yang mencuat ke publik.
Dan saat ini telah banyak kejadian demo di berbagai tempat di hampir seluruh wilayah di indonesia. Berikut berbagai kontroversi Puan Maharani, mulai dari tuduhan keterlibatan korupsi, etika sidang DPR, hingga isu dinasti politik.1. Dugaan Keterlibatan dalam Skandal e-KTP
Salah satu kontroversi terbesar yang pernah menyeret nama Puan Maharani adalah dugaan penerimaan suap dalam kasus e-KTP. Saat menjadi Ketua Fraksi PDI-P di DPR, Puan disebut oleh saksi dalam persidangan menerima dana sebesar USD 500.000.🔎 Fakta: Tidak ada bukti hukum kuat yang menyeret Puan ke proses penyelidikan lebih lanjut. KPK tidak menetapkannya sebagai tersangka.
Meski demikian, penyebutan namanya dalam persidangan KPK telah memunculkan spekulasi publik yang mempengaruhi citranya sebagai politisi.
2. Proyek Situs Revolusi Mental yang Menuai Kritik
Pada 2016, saat menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Puan meluncurkan situs revolusimental.go.id.Namun situs tersebut mengalami error hanya dalam hitungan hari setelah peluncuran. Dengan anggaran proyek mencapai Rp 140 juta, banyak pihak menilai situs itu tidak sebanding dengan nilai yang dikeluarkan dan dianggap sebagai bentuk pemborosan anggaran negara.
📌 Kritik ini menunjukkan pentingnya transparansi dalam penggunaan dana publik untuk proyek-proyek digital pemerintah.
3. Pemadaman Mikrofon saat Sidang RUU Cipta Kerja
Kontroversi lainnya muncul pada sidang pengesahan RUU Cipta Kerja (Omnibus Law) tahun 2020, ketika Puan memimpin jalannya sidang sebagai Ketua DPR.Ketika Fraksi Demokrat menyatakan keberatan dan mencoba interupsi, mikrofon mereka dimatikan, dan Puan tetap melanjutkan sidang hingga RUU disahkan. Aksi ini dianggap otoriter dan mencederai semangat demokrasi oleh banyak pengamat politik.
🗣️ Tindakan ini menjadi sorotan media dan menuai kritik tajam dari masyarakat sipil serta kalangan akademisi.
4. Pernyataan "Semoga yang Tidak Hadir Tidak Sehat"
Dalam salah satu sidang paripurna, Puan mengeluarkan pernyataan:"Semoga yang tidak hadir dalam keadaan tidak sehat."
Ucapan ini menuai kecaman karena dianggap sarkastik dan tidak sensitif, terutama jika ada anggota yang absen karena alasan kesehatan atau duka.
Kejadian ini memperkuat anggapan bahwa Puan kerap menunjukkan sikap politik yang kaku dan kurang empatik terhadap koleganya.
5. Isu Dinasti Politik dan Warisan Keluarga
Sebagai anak Megawati dan cucu Soekarno, Puan sering kali dicap sebagai bagian dari dinasti politik yang mewarisi kekuasaan, bukan karena prestasi individu.💬 Banyak pihak menilai bahwa karier politik Puan melesat karena faktor keluarga, bukan kompetensi semata.
Isu ini kerap muncul terutama menjelang pemilu, saat publik menyoroti regenerasi elit politik di Indonesia.
6. Kurangnya Sikap Tegas dalam Isu HAM dan Demokrasi
Sebagai Ketua DPR, Puan dinilai kurang vokal terhadap isu-isu pelanggaran hak asasi manusia, korupsi, dan pembungkaman kebebasan sipil. Dalam berbagai momentum penting, termasuk pengesahan undang-undang kontroversial, Puan dianggap memilih diam atau mengikuti arus politik mayoritas. Hal ini menimbulkan kritik dari kelompok masyarakat sipil yang berharap DPR bisa menjadi pengimbang kekuasaan eksekutif.Kesimpulan: Antara Karier Cemerlang dan Sorotan Publik
Meski memiliki jabatan tinggi dan latar belakang politik yang kuat, Puan Maharani tetap menjadi figur yang kontroversial di mata publik. Beberapa keputusan dan pernyataannya dinilai tidak mencerminkan kepemimpinan yang terbuka dan berpihak pada rakyat.Namun demikian, Puan tetap memiliki basis pendukung kuat, khususnya dari internal PDI-P dan kelompok yang setia pada ideologi Soekarnoisme.
📈 Apakah kontroversi ini akan mempengaruhi karier politik Puan ke depan? Jawabannya akan terlihat di tahun-tahun politik mendatang, terutama menjelang Pilpres atau pemilu legislatif berikutnya. Apakah ia tetap bertahan atau mundur sebagai pimpinan DPR?
0 Komentar